Kebakaran hutan di Indonesia telah menjadi masalah lingkungan yang terus berulang, terutama pada musim kemarau. Selain faktor kekeringan yang diakibatkan oleh kemarau panjang, aktivitas manusia juga sering kali menjadi penyebab utama kebakaran tersebut. Pembukaan lahan untuk perkebunan, pertanian, serta ladang berpindah turut memperburuk situasi, apalagi saat terjadi kekeringan pada lahan gambut yang mudah terbakar.
Berikut ini adalah beberapa kebakaran hutan terparah yang tercatat di Indonesia:
1. Kebakaran Hutan di Tahun 1977
Kebakaran hutan besar pada tahun 1977 terjadi di Riau dan Kalimantan, memberikan dampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan. Sekitar 20 juta orang terkena dampak polusi udara dan air yang ditimbulkan. Asap yang berasal dari kebakaran hutan juga menyebabkan ribuan orang di berbagai wilayah harus dirawat di rumah sakit. Tidak hanya di Indonesia, kabut asap ini bahkan meluas hingga negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, dan Australia.
2. Kebakaran Hutan di Kalimantan Timur (1982)
Kalimantan Timur menjadi salah satu wilayah yang terdampak parah oleh kebakaran hutan pada tahun 1982. Kelalaian dalam pengelolaan hutan serta fenomena iklim El Nino menyebabkan kekeringan parah yang berlangsung antara Juni 1982 hingga Mei 1983. Aktivitas ladang berpindah yang dilakukan dengan cara membakar lahan baru untuk pertanian juga berperan besar dalam terjadinya kebakaran. Lahan yang terbakar mencapai 3,2 juta hektar, dengan 2,7 juta hektar di antaranya adalah hutan hujan tropis. Kerugian akibat kebakaran ini tercatat sebesar 9 miliar dolar.
Baca Juga : https://www.outbackadventuresdr.com/cara-sederhana-melestarikan-hutan-yang-bisa-dilakukan-saat-ini/
3. Kebakaran Hutan pada 2006
Pada 2006, kebakaran hutan yang melanda Indonesia mengakibatkan lebih dari 3 juta hektar lahan terbakar. Pembakaran lahan yang tidak terkendali untuk pertanian menjadi salah satu penyebab utama kebakaran. Kebakaran ini turut menyumbang sekitar 2 miliar ton gas karbon dioksida ke atmosfer, menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga terbesar dalam kontribusi gas rumah kaca yang mempengaruhi perubahan iklim.
4. Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah (2015)
Kebakaran hutan pada 2015 sangat mengkhawatirkan, dengan lebih dari 2,6 juta hektar lahan terbakar di seluruh Indonesia. Kalimantan Tengah merupakan wilayah yang paling parah terdampak. Kebakaran ini didorong oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab dan fenomena El Nino yang menyebabkan curah hujan menurun drastis. Selain itu, lahan gambut yang kering membuat kebakaran sulit dikendalikan. Kerugian ekonomi dbspizzawakefield.com akibat kebakaran ini mencapai 16 miliar dolar, sementara emisi karbon dioksida yang dihasilkan mencapai lebih dari 15,95 juta ton per hari.
5. Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah pada 2019
Pada 2019, kebakaran hutan kembali melanda Indonesia, dengan lebih dari 850 ribu hektar lahan terbakar, sebagian besar di Kalimantan Tengah. Data menunjukkan bahwa sekitar 42% dari area yang terbakar adalah lahan gambut. Kebakaran lahan gambut sangat sulit dipadamkan karena sifat material organiknya yang sangat mudah terbakar dan menghasilkan kabut asap. Satu hektar lahan gambut yang terbakar dapat mengemisikan sekitar 55 metrik ton karbon dioksida per tahun, memperburuk masalah perubahan iklim. Sebagian besar kebakaran terjadi pada lahan gambut yang telah terdegradasi akibat pembukaan lahan untuk perkebunan, terutama kelapa sawit.
Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan manusia, ekonomi, dan iklim global. Dengan peningkatan kebakaran yang berhubungan dengan perubahan iklim dan aktivitas manusia, upaya untuk mengatasi kebakaran hutan dan mencegah dampak lebih lanjut sangatlah penting.